Selasa, 26 Maret 2013

Tugas 1 Ekonomi Pariwisata




1 . Komponen neraca pembayaran

A. Transaksi berjalan
Transaksi berjalan atau neraca lancar merupakan gambaran ringkas mengenai nilai transaksi barang dan jasa suatu negara dalam kurun waktu satu tahun. Neraca lancar terdiri atas:
  •  Neraca perdagangan. Digunakan untuk mencatat nilai transaksi ekspor dan impor barang selama satu periode. Ekspor barang dicatat dalam transaksi kredit sedangkan impor barang dicatat dalam transaksi debit. Apabila ekspor melebihi impor, negara tersebut mempunyai surplus neraca perdagangan atau mempunyai saldo positif dalam investasi luar negeri. Sebaliknya, jika impor melebihi ekspor, negara tersebut mempunyai defisit neraca perdagangan atau memperoleh pengurangan investasi luar negeri.

  • Neraca jasa. Merupakan kegiatan jasa yang diselenggarakan suatu negara untuk luar negeri serta yang diterimanya dari luar negeri. Nilai kegiatan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, perantara perdagangan, perbankan, dan pariwisata.

  • Neraca nonbalas jasa atau transfer payment. Neraca ini digunakan untuk mencatat transaksi yang bukan merupakan balas jasa. Misalnya Indonesia memberikan atau menerima hibah maka akan dicatat dalam neraca nonbalas jasa.

B. Neraca modal
Neraca modal merupakan neraca yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pembayaran, seperti bunga, dividen, upah tenaga kerja asing, serta hadiah (grants).

C. Neraca penyeimbang
Merupakan rekening penyeimbang atas transaksi berjalan yang mengalami surplus maupun defisit. Dengan adanya rekening penyeimbang ini, jumlah total nilai sebelah kredit dan debit dari neraca pembayaran akan sama.

D. Selisih perhitungan
Adanya ketidaklengkapan informasi dan atau transaksi yang tidak tercatat menyebabkan saldo neraca pembayaran tidak sama. Transaksi yang tidak tercatat akan dimasukkan ke dalam bagian selisih perhitungan.

E. Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan dikatakan surplus bila nilai ekspor barang lebih besar dari pada impornya. Kebijakan neraca pembayaran ditujukan untuk lebih meningkatkan penerimaan devisa dari ekspor guna memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Kebijakan tersebut ditujukan pula untuk menghemat devisa melalui substitusi impor dan memanfaatkan sumber-sumber dana dari luar negeri, baik berupa pinjaman maupun penanaman modal asing, serta menunjang perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunan


2)
Akibat - akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata terhadap neraca pembayaran suatu negara :
Pariwisata dapat menurunkan defisit yang dialami negara
Pariwisata dapat menurunkan surplus pembayaran negara
Pariwisata dapat menambah jumlah surplus neraca pembayaran negara
Pariwisata dapat menambah defisit yang dialami negara

3.  Langkah yang diambil untuk mengurangi defisit bisa dengan cara menekan laju jumlah warga suatu negara yang ingin berpergian atau mengunjungi negara lain dan kemudian upaya dari pihak negara tersebut agar lebih meningkatkan promosi pariwisata atau kegiatan lainnya yang dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang datang ke negara tersebut. sehingga tercapainya target jumlah wisatawan yang berkunjung ke negara tersebut maka dengan sendirinya akan menyeimbangkan neraca pembayaran.

4.  Neraca Pembayaran


   Transfer Berjalan
    Neraca transfer berjalan pada Triwulan II-2010 mencatat surplus sebesar USD1,2 miliar, relatif sama dibanding periode sebelumnya. Surplus tersebut sebagian besar berasal dari pengiriman devisa oleh TKI (Workers Remmitances Inflows) yang melebihi pengiriman devisa oleh TKA (Workers Remmitances Outflows).

Neraca Wisatawan
Sektor pariwisata (jasa travel) mencatat surplus sebesar USD413 juta selama Triwulan II-2010, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya (surplus USD364 juta). Peningkatan surplus tersebut akibat naiknya pengeluaran devisa wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia, yaitu dari USD1.617 juta menjadi USD1.771 juta, melampaui kenaikan pengeluaran devisa wisatawan nusantara (wisnus) di luar negeri, yaitu dari USD1.253 juta menjadi USD1.358 juta.
  
Menguatnya pemulihan perekonomian dunia diduga turut mendorong kenaikan jumlah kedatangan wisman (inbound traveler) ke Indonesia. Inbound traveler yang berkunjung ke Indonesia pada Tw.II-2010 mencapai jumlah 1.794 ribu orang, naik dari periode sebelumnya (1.642 ribu orang). 

Kenaikan jumlah kedatangan turis tersebut diperkirakan juga terkait dengan penyelenggaraan sejumlah kegiatan pariwisata bertaraf internasional, antara lain Tour de Singkarak di Sumatera Barat pada awal Juni 2010 yang diikuti peserta dari 16 negara serta International MICE-meetings, incentives, conventions, exhibitions- and Corporate Travel Mart (IMCTM) di daerah wisata Senggigi lombok, Nusa Tenggara Barat pada 6-9 Mei 2010 yang diikuti peserta dari Australia, China, Malaysia, Singapura, dan Korea Selatan. 

Seperti periode sebelumnya, inbound traveler dari Malaysia masih mendominasi dengan pangsa 18,54% dari total kedatangan turis ke Indonesia, diikuti oleh Singapura (17,81%), dan Australia (10,67%). Bali (pangsa 33,79%) masih menjadi daerah tujuan wisata favorit bagi para turis selama berkunjung ke Indonesia, diikuti selanjutnya oleh Jakarta (28,50%), dan Batam (14,14%).
 
Bersamaan dengan peningkatan jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia, selama periode laporan jumlah outbound traveler (wisatawan nusantara) yang berkunjung ke luar negeri juga meningkat, yaitu dari 1.486 ribu orang menjadi 1.611 ribu orang. Negara-negara di kawasan ASEAN masih menjadi daerah kunjungan utama wisatawan nusantara selama triwulan II-2010, yaitu Singapura (pangsa 31,49%), Malaysia (27,54%), dan Thailand (5,02%). Sementara untuk di luar kawasan ASEAN, daerah tujuan utama wisnus adalah Australia (pangsa 8,36%) dan Amerika Serikat (3,61%).